![]() |
Menteri Elektronika dan Teknologi Informasi India, Ashwini Vaishnaw. (Dok. Reuters) |
JATIMTERKINI.ID - India tengah mengembangkan model bahasa besar (LLM) berbasis kecerdasan buatan (AI) yang akan menjadi pesaing bagi DeepSeek dan ChatGPT.
Menteri Elektronika dan Teknologi Informasi India, Ashwini Vaishnaw, mengungkapkan bahwa model ini diperkirakan akan siap dalam waktu sepuluh bulan ke depan.
"Kerangka dasarnya sudah ada," ujarnya.
Pemerintah India kini berfokus pada pengembangan sistem AI yang disesuaikan dengan kebutuhan unik negara tersebut. Langkah ini sejalan dengan upaya mempercepat inovasi teknologi di berbagai sektor.
Dalam rangka mempercepat adopsi AI, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi telah menyetujui 18 proposal yang berorientasi pada pengembangan solusi AI di berbagai bidang, termasuk pertanian dan perubahan iklim.
Sebagaimana dilaporkan oleh Mint, pemerintah menyediakan dukungan berupa akses ke daya komputasi, data, dan pendanaan untuk mempercepat implementasi proyek-proyek AI tersebut.
Selain itu, Vaishnaw menyatakan bahwa enam pengembang utama dijadwalkan untuk merilis model AI dasar sebelum akhir tahun.
Guna membuat inovasi ini lebih terjangkau, pemerintah berencana memberikan subsidi sebesar 40% untuk biaya komputasi.
Langkah ini diharapkan mampu menurunkan biaya rata-rata penggunaan komputasi AI dari USD1,29 per jam, seperti yang dikutip dari RT.
Pengembangan AI ini merupakan bagian dari inisiatif IndiaAI yang memiliki anggaran sebesar USD1,2 miliar (sekitar Rp19 triliun).
Sebagai bagian dari rencana ini, pemerintah berupaya membangun infrastruktur komputasi dengan lebih dari 18.000 unit pemrosesan grafis (GPU).
Salah satu perusahaan yang berkontribusi dalam proyek ini adalah Jio Platforms, milik miliarder Mukesh Ambani. Perusahaan ini memanfaatkan prosesor canggih, seperti chip H100 dari Nvidia, untuk mempercepat pengembangan AI di India.
Berdasarkan laporan Bloomberg, Ambani juga tengah merencanakan pembangunan pusat data berskala besar di Jamnagar, Gujarat. Jika terwujud, fasilitas ini berpotensi menjadi pusat data terbesar di dunia dengan kapasitas total mencapai tiga gigawatt.
Keberadaan pusat data ini akan semakin memperkuat posisi India dalam industri teknologi global, mengingat saat ini pusat data terbesar di dunia umumnya berlokasi di Amerika Serikat dan memiliki kapasitas kurang dari satu gigawatt.
Pernyataan Vaishnaw mengenai pengembangan AI ini muncul tidak lama setelah model DeepSeek menarik perhatian dunia. Model AI buatan China ini baru-baru ini berhasil melampaui ChatGPT milik OpenAI di Apple App Store sebagai asisten AI paling populer.
Keberhasilan ini dinilai sebagai indikasi bahwa inovasi dalam AI tidak selalu membutuhkan investasi modal dalam jumlah besar, melainkan lebih kepada strategi yang tepat dalam pengembangannya. Dengan demikian, India kini berada dalam jalur yang semakin jelas untuk menjadi pemain utama dalam industri AI global.