![]() |
Ilsutrasi. Langkah Berani Danantara: Proyek Titan & Dragon Jadi Pintu Gerbang Kejayaan ANTM. (Dok. Ist) |
JATIMTERKINI.ID - Keputusan Danantara untuk bergabung dalam dua megaproyek strategis nasional, Titan dan Dragon, langsung menyedot perhatian pelaku industri dan pasar modal.
Proyek-proyek ini menjadi fondasi penting dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia, dan kehadiran Danantara dipandang sebagai langkah krusial dalam mempercepat realisasi ambisi besar ini.
Tak heran, kabar ini turut memicu lonjakan harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yang turut menjadi bagian dari konsorsium proyek.
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: sejauh mana ANTM akan diuntungkan dari kolaborasi berskala besar ini?
Danantara dorong akselerasi ekosistem EV nasional
Sejak 22 Mei 2025, publikasi resmi menyebut bahwa Danantara kini resmi bergabung dalam proyek pengembangan baterai kendaraan listrik melalui dua inisiatif besar: Titan dan Dragon.
Kedua proyek tersebut dijalankan oleh konsorsium yang terdiri dari BUMN strategis dan mitra global, termasuk PT Indonesia Battery Corporation (IBC), ANTM, Pertamina, PLN, serta dua raksasa industri asal Tiongkok, Huayou dan CATL.
Langkah ini menjadi tonggak penting setelah sebelumnya LG mundur dari kerja sama dan menarik investasi senilai 1,2 miliar dolar AS.
Sebagai penggantinya, Huayou masuk dengan komitmen investasi yang jauh lebih besar, mencapai 8 miliar dolar AS, yang akan dialokasikan untuk pembangunan pabrik sel baterai.
Kepemilikan dan peran strategis Indonesia
Danantara akan terlibat aktif dalam kedua proyek tersebut, dengan peran signifikan yang ditopang oleh dana segar sebesar Rp50 triliun dari dividen bank-bank BUMN yang diterima pada April 2025.
Dukungan ini memperkuat posisi Danantara dalam mengakselerasi pembangunan infrastruktur EV nasional.
Dalam struktur kepemilikan proyek Titan, pemerintah Indonesia melalui MIND ID diproyeksikan memegang porsi mayoritas di sektor hulu sebesar 51%.
Sementara dalam proyek Dragon, kepemilikan awal Indonesia berada di angka 30%, yang saat ini masih dalam tahap negosiasi untuk ditingkatkan.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia:
"Nantinya porsi Indonesia di perusahaan patungan proyek Titan bisa mencapai 51 persen di hulu. Lalu, untuk konsorsium proyek Dragon sebesar 30 persen. Namun, pemerintah lagi negosiasi agar bisa menjadi 40-50 persen karena Danantara akan masuk ke proyek tersebut.”
Dampak positif bagi ANTM
Keterlibatan ANTM dalam dua proyek besar ini membuka peluang besar, khususnya dalam kegiatan pemrosesan nikel dan hilirisasi bahan baku baterai. Dalam struktur proyek Dragon, ANTM memiliki 51% saham di sektor pertambangan, menandakan peran vitalnya dalam rantai pasok industri EV.
Masuknya Danantara diyakini akan mempercepat proses realisasi proyek, serta mendorong kolaborasi lintas teknologi dan pendanaan.
Hal ini berpotensi menjadi katalis yang mendongkrak performa bisnis ANTM ke level lebih tinggi, sekaligus meningkatkan nilai saham perusahaan di pasar.
Rangkuman Proyek Titan dan Dragon
Proyek Titan
Titan merupakan proyek pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik dari hulu hingga hilir. Komponen utamanya meliputi:
- Smelter dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL)
- Pabrik prekursor dan katoda
- Fasilitas produksi sel baterai
- Instalasi daur ulang baterai
Proyek ini sempat tertunda dari target awal produksi pada semester II/2024, namun kini kembali bergulir dengan kepemimpinan Huayou.
Kapasitas produksi sel baterai ditargetkan mencapai 20 gigawatt (GW).
Proyek Dragon
Berfokus pada tahap perakitan baterai, proyek ini dijalankan oleh CATL melalui anak perusahaannya, Ningbo Contemporary Burnp Legend Co. Ltd. Terdapat tiga pilar usaha dalam proyek ini, yaitu:
- Eksplorasi dan penambangan nikel
- Pengolahan nikel melalui smelter RKEF dan HPAL
- Produksi bahan baku, sel baterai, dan fasilitas daur ulang
Produksi tahap awal direncanakan mulai akhir tahun 2026, dengan peningkatan kapasitas bertahap setelahnya.
Menuju era kendaraan listrik Indonesia
Keterlibatan Danantara dalam proyek Titan dan Dragon membawa harapan baru bagi masa depan industri kendaraan listrik nasional.
Selain memperkuat posisi strategis Indonesia di panggung global, sinergi ini juga membuka peluang besar bagi ANTM dan para mitra lokal untuk mengambil peran sentral dalam industri yang akan menjadi tulang punggung transportasi masa depan.