Surabaya, JatimTerkini.id – Wilayah Madura diprediksi menjadi salah satu penentu utama dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2024.
Dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang mencapai lebih dari 3 juta pemilih, Madura memiliki peran signifikan dalam menentukan hasil akhir Pilgub.
Surokim Abdussalam, seorang pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), menyatakan bahwa siapa pun bakal calon pasangan (bapaslon) yang berhasil meraih suara optimal di Madura, berpotensi besar memimpin Pilgub Jatim.
"Madura adalah salah satu wilayah kunci dalam Pilgub Jatim. Ada 4 kabupaten dengan total pemilih sekitar 3,1 juta lebih, yang berarti sekitar 10 persen dari total pemilih Jawa Timur yang berjumlah lebih dari 31 juta. Angka ini sangat signifikan dalam pemilu yang kompetitif,"Ujar Surokim, seperti dikutip dari detikJatim, Sabtu (14/9/2024).
Keunikan dan Dinamika Wilayah Madura
Menurut Surokim, Madura memiliki karakteristik yang unik dalam politik pemilu. Hasil akhir dari wilayah ini sulit diprediksi, terutama oleh lembaga survei, karena dinamika politik di Madura tidak mudah dibaca dengan angka survei.
"Wilayah Madura sangat dinamis, rumit, dan cenderung sulit diprediksi. Kekuatan partai politik tidak terlalu signifikan, melainkan jejaring dan kekuatan patron yang memegang peran penting dalam menentukan suara pemilih," jelas Surokim.
Selain itu, ia menambahkan bahwa patron-patron politik di Madura kini tidak lagi terpusat seperti pada Pemilu 2019. Mereka telah menyebar, yang membuat suara dari Madura semakin sulit untuk dikondisikan.
Hal ini ditambah dengan semakin baiknya pengawasan dan tumbuhnya pemilih rasional, yang menambah kompleksitas pemilu di wilayah tersebut.
Siapa yang Akan Unggul?
Surokim memprediksi bahwa bapaslon yang memiliki hubungan kuat dengan para kepala desa, atau klebun, serta jejaring dengan tokoh-tokoh patron masyarakat di Madura, seperti kiai dan tokoh masyarakat lainnya, akan memiliki peluang lebih besar untuk unggul.
"Dalam pandangan saya, paslon yang memiliki relasi kuat dengan patron-patron, terutama para kiai, klebun, dan tokoh masyarakat di Madura, akan lebih mudah memperoleh suara dan dapat leading di Pilgub Jatim 2024," ungkapnya.
Ia juga menyoroti bahwa money politics di Madura masih menjadi faktor signifikan dalam pemilu. "Madura adalah wilayah yang masuk kategori high cost, di mana efektivitas money politics masih tinggi.
Paslon dengan surplus elektabilitas dan jejaring patron lebih banyak yang kemungkinan besar akan memimpin," tambah Surokim, yang juga merupakan Peneliti Senior dari SSC.
Madura Masih Basis Kuat Khofifah-Emil?
Di sisi lain, Baihaki Sirajt, pengamat politik dari ARCI, memprediksi bahwa pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak masih memiliki basis suara kuat di Madura.
Baihaki mengungkapkan bahwa kedekatan personal Khofifah dan Emil dengan masyarakat Madura telah dibangun sejak lama, terutama oleh Khofifah.
"Tidak hanya soal logistik, kedekatan personal Khofifah-Emil di Madura sudah ditanam sejak lama, terutama oleh Khofifah. Saya kira Khofifah punya tempat khusus di hati warga Madura," ujar Baihaki.
Dengan demikian, Pilgub Jatim 2024 di wilayah Madura diprediksi akan menjadi pertarungan ketat, di mana kedekatan personal dengan patron lokal dan kemampuan membangun jejaring yang kuat akan menjadi faktor kunci dalam memenangkan suara.